Cerpen Cinta Romantis Sedih Banget

Aku Aishah


Satu minggu setelah kematian Rifki. Aku masih tak bisa menahan derita rasa ini. Dia memang telah mencintai orang lain dan meninggalkanku dengan seenaknya. Tapi rasa sayangku kepadanya masih memaksaku untuk merasakan rasa perih saat aku tahu dia telah meninggal. Dunia ini terasa gelap, aku bahkan mulai membenci diriku sendiri. Kenapa dia meninggalkanku? Kenapa? Aku benci rifki, sangat membencinya atas sikapnya menduakanku dan meninggalkanku dengan seenaknya. Tapi betapapun benci, aku tetap masih tak menerima atas kematiannya.

Aku terus mengurung diri di kamar. Entah berapa lama aku menangis sendiri di kamar ini. Aku dikagetkan ketika pintu kamarku diketuk. 

“ Nduk, buka nduk. Ada tamu” suara abahku

“ Ya Bah “ jawabku singkat

Segera kusapu airmataku. Mataku yang sembab tetap tak bisa disembunyikan bekas – bekas tangisanku. Kubuka pintu kamar. Ternyata tamuku adalah Fitri. Adik rifki.

“ oh Fitri, “ aku menyalami tangannya” silahkan duduk. “ aku mempersilahkannya duduk.

“ iya kak”

“ ada apa? Ada penting?”

“ nggak kak. Ini Cuma mau nganter kotak ini. Sebelum kak Rifki meninggal dia menyuruhku untuk memberikan ini jika kakak kerumah Fitri. Tapi Fitri tunggu – tunggu kakak tidak dateng kerumah Fitri. Jadi Fitri nganterin ini ke Kakak” jelas Fitri” ini kak “ lanjutnya sambil memberikan kotak kecil berwarna merah.

“ Apa ini?” tanyaku penasaran.

“ Fitri nggak tau kak. Udah dulu kak. Fitri pamitan, mau nyiapin buat acara tahlil ntar malam kebetulan yang terakhir. Jadi rada sibuk sekarang. Fitri Pamit “ ucapnya sambil meyalamiku.

“ assalamu’alaikum “ salam Fitri.

“ wangalaikum salam. Terimakasih ya”

Fitri pergi. Aku sendiri. Aku masuk kekamarku. Ku banting tubuhku diatas kasur. Sambil tengkurap ku buka kotak itu.  Ada selembar kertas dan 1 buah cincin. Ku ambil surat itu. Mataku  tertuju pada awal surat itu.

 Teruntuk Bidadariku
Siti Aisya Khofifaturrahmah

Maafkan aku atas sikapku yang pastinya menyakitimu. Mungkin kau juga membenciku dik, aku telah meninggalkanmu dengan sabab yang tak bisa kau terima. Aku terima itu. Dan sekarang, saat kau baca surat ini, berarti aku sudah tak lagi ada di dunia ini. Dan harapan terakhirku adalah kau akan memaafkanku. Surat ini akan menjelaskan segalanya. Segala sikapku selama ini.

Kau tahu betapa inginnya aku membantu adanya pesantren di desa kita. Aku ingin membantu abahmu untuk berdakwah di desa kita dan semoga dapat meluas ke luar desa. Dan hampir saja impian itu hancur karena ego ku saat aku tahu kau hendak di jodohkan dengan pemuda lain. Kau tahu? Sakit banget, sedih, dan terluka. Semua itu menjadi satu dalam deritaku.

Namun, setelah kurenungkan. Inilah ujian keikhlasan. Apakah aku membantu pembangunan pesantren karena kamu atau karena Allah? Dan karena itulah aku berfikir. Alasan perjodohanmu adalah karena Abahmu menginginkan yang terbaik buatmu dan mampu meneruskan perjuangan dakwahnya. Sehingga siapapum suamimu nanti haruslah mempu menggantikan peran abahmu. Beliau, memandang aku tak cukup pantas untuk itu. Aku tahu seberapa kemampuanku, aku memang nol soal agama terlebih lagi aku memang tak ingin menjadi kyai, ustadz atau sebutan lain. Aku tak sangup menanggung amanah tersebut. Aku takut di agungkan, di puji, di muliakan melebihi keinginanku.

Aku tahu, kau takan mau dijodohkan dan akan bertahan denganku. Oleh karena itulah aku menjalin hubungan dengan Rani, kau tahu siapa Rani? Rani itu bukan siapa – siapa dan memang tak pernah ada. Rani adalah tokoh yang aku buat agar kau berfikir aku menduakanmu. Agar kau melepasku meski kau akan membenciku nantinya. Tapi, aku ingin agar nantinya pesantren dipimpin oleh seorang ahli agama. Karena jika itu terjadi maka pesantren akan maju. Dan apa artinya satu atau dua hati yang terluka demi masa depan pesantren, masyarakat desa kita bahkan mungkin lebih luas. Aku relakan rasa sakit ini demi pesantren kita. Demi kebahagiaanmu juga.

Jika kau mencintaiku, aku mohon tersenyumlah setelah ini. Jika kau ingin aku tenang di alam akhirat. Berjanjilah untuk bangkit dari kenangan pahit ini. Aku  yakin tidak akan ada yang sia – sia dari sebuah pengorbanan yang dilandaskan pada kecintaan kita pada Allah. Maukah kau berjanji?

Maafkan aku yang tak bisa menemanimu. Cincin yang aku sertakan bersama surat ini adalah kenangan dariku. Cincin yang dulunya ingin aku berikan pada saat kita menikah. Aku harap cincin itu akan terus mengingatkanmu pada janjimu untuk terus berjuang demi pesantren kita. Menikahlah dengan pilihan ayahmu.

Aku minta tolong. Fitri kini sendiri. Ia yatim piatu. Jagalah ia, anggap dia adik kandungmu. Aku punya tabungan di bank untuk pendidikan Fitri, kelola uang tersebut untuk membuka usaha kemudian latih Fitri untuk mandiri. Didiklah dia agar nantinya Ia menjadi gadis solehah sepertimu.

Mungkin ini saat terakhir dari kata – kataku. Maafkan aku atas rasa sakit yang kini kau rasakan. Jaga kesehatan. Jangan pernah terpuruk, tersenyumlah. Sedihmu, sedihku, sakitmu sakitku, dan bahagiamu adalah bahagiaku. Dan ijinkan aku mengakhiri kata – kataku dengan

“ AKU MENCINTAIMU HINGGA UJUNG HAYATKU “

                                                                               Yang selalu mencintaimu


                                                                                               Muhammad Rifki

ditulis oleh :  muannas hafidz

0 Response to "Cerpen Cinta Romantis Sedih Banget"

Posting Komentar